[Resensi] Friends Don’t Kiss

on Jumat, 16 Januari 2015




Judul : Friends Don’t Kiss
Nama Penulis : Syafrina Siregar
Cover : Orkha Creative
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tanggal Terbit : 2014
Edisi : Cetakan Pertama
Tebal : 208 hlm
ISBN : 978-602-03-1078-7

“Menyusui bukan sekedar menyusui. Menyusui bisa menjadi suatu hal yang sangat indah. Seperti ikatan yang sangat istimewa antara ibu dan bayi. Sesuatu yang tidak akan bisa tergantikan.” –hlm. 126

Mia Ramsy adalah gadis yang berprofesi sebagai seorang konselor ASI di IBM (Indonesian Breastfeeding Mothers) sebuah organisasi ibu menyusui di Indonesia. Ia hanya salah seorang sukarelawan yang ingin memperjuangkan hak seorang bayi untuk mendapatkan ASI. Dan termasuk gadis yang selalu mewanti-wanti kepada ibu yang baru melahirkan untuk memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya selama 6 bulan dan bukannya susu formula. Karena baginya menyusui adalah salah satu ekspresi cinta terbesar seorang ibu bagi anaknya.

Dilain pihak ada Hardian Subagyo. Laki-laki pemilik Prima Gold. Perusahaan susu formula yang membukukan laba fantastis tahun lalu namun berulang kali melakukan kesalahan dalam melakukan pemasaran yang menurut IBM melanggar kode etik.
Dan tanpa diduga, Ryan, secara tak sengaja bertemu dengan Mia melalui kecelakaan kecil di tempat parkir sebuah rumah sakit. Ya, kebiasaan Mia yang tak sengaja menyeruduk mobil orang membawanya bertemu dengan sosok laki-laki bernama Ryan.

Diawali dengan kecelakaan kecil di tempat parkir, berlanjut ke kartu nama dan nomor telepon, makan malam sampai makan siang bersama. Pertemuan yang unik dan manis bukan ?

Dan sebuah kejutan diberikan penulis di pertengahan cerita. Tentang terkuaknya identitas Ryan yang menghancurkan hubungannya dengan Mia. Juga tentang perbedaan kepentingan yang berulang kali membuat Mia harus mengambil keputusan antara mempertahankan atau melepaskan ?

“Aku memang Hardian Subagyo, Mia. Tapi tidak akan aku biarkan namaku mempengaruhi hubungan kita.” –Ryan –hlm. 171

Dalam buku ini kak Syafrina berbagi ilmu yang tentunya sangat bermanfaat. Baik bagi para pembaca seperti saya maupun kepada para ibu hamil / menyusui yang membaca buku ini. Bahwa ASI Ekslusif itu memang sangat baik untuk bayi. ASI Ekslusif tidak bisa dibandingkan dengan susu formula atau apapun.

Memang karakter kedua tokoh utama tidak dijelaskan secara gamblang di bagian awal, namun melalui teknik show not tell, di sepanjang cerita, saya dapat menemukan bagaimana karakter mereka.

Selain karakternya, saya juga menyukai latar dari novel ini, yaitu latar belakang mengenai pentingnya ASI dan proses menyusui yang cukup menarik. Ya, kelebihan dari novel ini adalah latar belakang yang diangkat oleh penulis. Penjelasan penulis tentang pentingnya ASI Ekslusif, perbedaan ASI dan susu formula, dan juga informasi-informasi penting tentang ibu menyusui ini sangat bermanfaat. Istilah macam inisiasi menyusu dini, hormon prolaktin, kolostoum, baby blues syndrome akan kalian temukan di novel ini.

Meskipun lebih banyak membahas soal ASI tapi unsur romance di dalam novel ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Ya, unsur romance di dalam buku ini sangat terasa. Konflik yang disajikan penulis pun beragam. Baik konflik tentang masalah ASI maupun percintaan sang tokoh utama yang berulang kali membuat emosi saya naik turun.

Ceritanya memang to the point tapi tidak terkesan mendadak. Penulis menggunakan alur maju dan sangat rapi. Kesan pertama lihat covernya, suka. Tidak terlalu rame dengan segala macam hiasan tapi juga tidak dibiarkan kosong. Eye Catching. Intinya sih, simple, tapi tidak mengurangi nilai keindahan dari covernya sendiri. Apalagi logo ibu menyusui di bagian bawah pojok kiri cover sudah menggambarkan isi dari ceritanya.

4 bintang untuk novel yang syarat akan ilmu dan kisah romance yang mengagumkan tapi tidak membuat saya jenuh ini. Sebuah novel yang bisa menjadi teman untuk membunuh waktu.


0 komentar:

Posting Komentar