[Review] Stand Strong

on Jumat, 17 April 2015



Judul : Stand Strong
Nama Penulis : Nick Vujicic
Alih Bahasa : Agnes Cynthia
Desain Sampul : Kristopher K. Orr
Foto Sampul : Mike Heath, Magnus Creative
Setting : Sukoco
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tanggal Terbit : 2014
Edisi : Cetakan Pertama
ISBN : 978-602-03-0883-8

“Kau bisa mengatakan hal-hal buruk tentangku, tapi kau tak akan bisa menyentuh siapa diriku dari dalam. Kau tak bisa membuatku merasa diriku buruk. Aku tahu siapa diriku, dan aku berdiri di atas kedua kakiku sendiri.” –hlm. 46

Kita semua pernah merasa kesepian di titik tertentu dalam hidup kita. Tak seorang pun di dunia ini yang tidak pernah merasa berbeda atau terasing pada suatu waktu. Namun, kau bisa melakukan sesuatu tentang hal itu, yaitu berhenti menunggu dunia mendatangimu dan mengulurkan tanganmu sendiri untuk meraihnya.

Tidak ada jaminan bahwa penindas tak akan datang dan mengincarmu, atau bahwa setiap hari akan sama seperti hari lain, tapi selama kau menolak membiarkan orang lain mengendalikan perasaanmu terhadap diri sendiri atau terhadap cita-cita dan tujuanmu, kau akan baik-baik saja.

Namun, tetap saja, bila kau ditindas, rasanya menyakitkan. Itu pengalaman yang sangat buruk yang sering kali terasa seolah-olah tak akan berakhir.


“Memiliki impian itu baik, tapi kau takkan pernah bisa mendapatkan hidup yang kauinginkan kecuali kau bangkit dari tempat tidur dan pergi mengejarnya.” –hlm. 57

Kalau kita membiarkan penindas menyeret kita jatuh dengan kekejaman dan keburukan mereka, kenapa kita tidak bisa menarik diri kita untuk bangkit dengan menjadi sahabat bagi diri kita sendiri dan membangun keyakinan serta semangat kita ketika kita memerlukan dorongan?
Remaja sering kali bersikap sangat kritis terhadap dirinya sendiri. Pada tahun-tahun itu, kita selalu membandingkan diri dengan teman sekelas atau sahabat dan bertanya mengapa kita tidak bisa setinggi pemuda itu, atau secantik gadis itu, atau lebih populer, atau lebih atletis, atau lebih pintar. Kalau kita bisa bersikap kritis pada diri sendiri, kenapa kita tidak bisa membangkitkan semangat kita sendiri juga?

“Kau tidak perlu membuat orang lain terkesan. Semata jadilah diri sendiri dan biarkan mereka mencaritahu sekeren apa dirimu.” –hlm. 126

Mungkin berbaik hati kepada mereka yang menindasmu tidak akan membuat mereka berhenti, setidaknya dengan segera. Tidak ada jaminan. Beberapa dari mereka pada dasarnya memang kejam dan pemarah. Jadi, berbaikhatilah. Terus tanam benih-benih kasih itu. Bila kau tidak memiliki sahabat, jadilah seorang sahabat. Berikan pelukan secara cuma-cuma. Berikan senyum gratis. Kau tak akan pernah tahu apa yang akan tumbuh dari kebaikanmu. Terkadang keajaiban terjadi. Kau bahkan dapat mengubah seorang penindas menjadi sahabat.

“Jadilah sahabat bagi dirimu sendiri. Ampuni kesalahan, kelemahan, dan kegagalanmu. Berbaikhatilah terhadap dirimu sebagai gantinya. Berfokuslah pada hal-hal yang baik.” –hlm. 39


Nick Vujicic adalah penulis terlaris internasional versi New York Times, penginjil, pembicara motivasi, dan pemimpin organisasi nirlaba Life Without Limbs. Dia telah menginspirasi jutaaan orang di seluruh dunia, berbicara di depan orang dari segala usia mengenai cara untuk mengatasi berbagai rintangan, meraih impian, serta tak pernah menyerah.

Setiap orang pernah merasa ditindas, begitu juga dengan Nick. Yang terlahir tanpa tangan dan kaki. Yang sering mendapat ejekan, hinaan, dan cemooh tentang dirinya dari orang-orang disekitarnya. Penindasan itu berlanjut sampai dia beranjak dewasa. Bahkan dia sempat berencana untuk bunuh diri. Nick mengira ia takkan bisa pergi berkuliah, mencari nafkah, atau memberikan sumbangan kepada dunia. Dia mengira tak ada wanita yang mencintainya sebagai seorang suami, dan tak pernah terpikir bahwa ia akan bisa menjadi seorang ayah.

Sebenarnya, siapapun takkan bisa membayangkan rencana apa yang dimiliki Allah bagi kita. Jadi, Nick menyarankan bahwa kita bersama-sama bertahan untuk melihat kebaikan apa yang telah dirancangkan hidup ini bagi kita.

Melalui buku Stand Strong ini, Nick, memberikan berbagai strategi untuk membangun “sistem pertahanan terhadap penindasan” agar kita bisa mengatasi dan mengalahkan berbagai jenis penindasan dengan membangun kekuatan dari dalam diri kita.

Dalam buku ini pula saya tahu bahwa teman-teman yang menjadi sahabat bisa memberikan pengaruh terbaik dalam hidup atau malah yang terburuk. Itulah sebabnya, sangat penting untuk memilih teman-temanmu dengan cermat.

Ini pesan Nick untuk kita : Kalau seseorang melukaimu, jadilah pribadi yang mengulurkan tangan kepada orang yang sedang terluka. Kalau kau tidak diperlakukan dengan penuh kasih, ubahlah pola itu dengan menawarkan kasih kepada orang lain. Kalau tak ada seorang pun yang mau berdiri bagimu, berdirilah bagi orang lain.

Jadilah begitu nyaman dengan diri sendiri agar orang lain juga bisa merasa nyaman dengan dirimu. Ciptakanlah kehidupan yang membuat begitu bersukacita sampai mereka ingin turut serta dalam kebahagianmu.

Ini benar-benar buku yang sangat menginsiprasi. Tentang perjalanan hidup Nick yang tak mudah. Ia bisa bangkit dan merengkuh orang-orang yang menindasnya. Ia pernah merasakan sakit hati. Namun, ia tak membiarkan perasaan itu membelenggu dirinya. Sebaliknya, ia mengulurkan tangannya dan memaafkan mereka semua. Karena Nick percaya bahwa menawarkan kebaikan dan kasih tanpa mengharapkan imbalan apapun adalah tindakan yang heroik. Butuh lebih banyak keberanian untuk memberi tanpa mengharapkan balasan ketimbang memberi dengan mengetahui bahwa kau akan mendapatkan sesuatu sebagai gantinya.

0 komentar:

Posting Komentar